Jumat, 19 Juni 2015

Media sebagai Pembelajaran

Media menjadi sebuah alat pembelajaran jarak jauh yang memudahkan kita untuk belajar tanpa harus bertatap muka dengan guru atau dosen. Media sosial sekarang ini menjadi tren bagi masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu media sosial dimanfaatkan sebagai media pembelajaran secara on line.
Disini saya menjelaskan manfaat dari media sosial untuk pembelajaran. Disini saya menggunakan media sosial seperti facebook dan edmodo, karena saya menggunakannya dalam pembelajaran di mata kuliah teknologi komunikasi.

Facebook

Di Facebook ini terdapat grup dari mata kuliah yang saya ambil,disini sangat memudahkan saya dalam pembelajaran mata kuliah ini.terdapat posting sebuah info dalam perkuliahan dan info tugas untuk dikerjakan. Dengan adanya grup ini saya lebih mudah untuk mengetahui berbagai info materi dan tugas untuk menunjang nilai di mata kuliah ini.





Edmodo
Edmodo merupakan media yang berbasis E-Learning, jadi fiturnya sangat pas untuk pembelajaran. Disini saya lebih mudah dalam mendapatkan info dari mata kuliah yang saya ampu,karena edmodo ini teriinstal di gadget saya sehingga saya bisa mengetahui info secara update dan cepat.



Dengan adanya dua media sosial yang saya gunakan diatas terdapat manfaat positif antara lain :

  1. Kegiatan pembelajaran bisa dilakukan kapa saja dan dimana saja asalkan ada akses internet
  2. Tidak membutuhkan ruang khusus untuk tatap muka dan mempersingkat waktu pembelajaran, efisiensi waktu dan biaya.
  3. Kehadiran dan penilaian dapat dengan mudah dinilai dari keaktifan siswa dalam berpartisipasi pada kegiatan e-learning
  4. Pada pembelajaran e-learning siswa akan dituntut untuk lebih aktif karena penilaian didasarkan pada partisipasi siswa di forus e-learning
  5. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri, sehingga kualitas pendidikan tidak hanya bergantung pada pihak pengajar
  6. Mudahnya berkomunikasi, dan berbagi bahan ajar.
  7. Materi pembelajaran sangat mudah diakses dan dimiliki.
  8. Meningkatkan kemampuan siswa dan guru terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Adapula segi negatif yang saya terima dalam pemanfaatan media diatas:

  1. Kesulitan bisa muncul sewaktu-waktu terdapat masalah pada koneksi internet.
  2. Model pembelajarannya terbatas hanya pada bentuk diskusi forum dan tanya-jawab soal. Sangat mungkin ada materi-materi tertentu yang tidak bisa disampaikan dengan e-learning. Misalnya pembelajaran yang memerlukan praktek
  3. Tidak semua daerah memiliki koneksi internet yang memadai
  4. Bagi pengajar dan siswa yang tidak familiar dengan penggunaan internet pembelajaran e-learning justru  bisa memperlambat kegiatan belajar mengajar.
  5. Menurunya kemampuan sosial siswa karena terbiasa melakukan interaksi secara tidak langsung.

Sabtu, 28 Maret 2015

     Menciptakan komunitas dengan media
       Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi melalui media yang dianggap dapat menjadi alat propaganda politik. Selain berpengaruh dalam dunia politik, ada sebagian golongan yang memanfaatkan radio dapat berfungsi sebagai alat untuk pemberdayaan perempuan. Setelah era radio dan televisi muncul sebuah era teknologi baru yaitu internet. Kehadiran internet mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan mengalami peningkatan, masyarakat di perkotaan menjadi lebih aktif, dan perekonomian mengalami perkembangan. Selain itu, bentuk perkembangan dalam media dan teknologi antara lain CD-ROM, komputer, tv kabel, email, daftar newsgroups, chatting, berita dan layanan yang disediakan oleh internet dan surat kabar.
2.         Aspek positif bagi masyarakat diakibatkan oleh kehadiran teknologi media khususnya internet adalah internet menjadi sebuah wadah baru bagi masyarakat untuk menjalin hubungan dengan orang lain di belahan dunia lain secara interaktif. Hubungan yang terjalin di dalam dunia maya dapa membentuk sebuah komunitas baru yang disebut virtual community. Dampak negatif adalah masyarakat yang lupa dengan identitas yang aslinya. Hal ini dikarenakan orang tersebut terlalu menikmati identitas yang baru diperolehnya dalam virtual community. Kemudian dengan perkembangan teknologi yang memberi kemudahan kepada masyarakat dalam berkomunikasi, sekarang ini interaksi social secara langsung dalam masyarakat mulai berkurang. Orang lebih suka berkomunikasi lewat media sehingga komunikasi face to face kurang diminati. Kemudian rasa sosial terhadap lingkungan menjadi berkurang, merebaknya kejahatan teknologi, seperti pelanggaran hak cipta dan cyber crime, tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif. Selain itu, media digunakan sebagai alat propaganda politik, televisi  dan  film pun diduga  dapat merusak masyarakat tatanan masyarakat, merubah pikiran anak muda dan menghancurkan warisan budaya.

3.               Karakteristik media baru menurut Mc Quails (1994: 20-6) yang melibatkan desentralisasi chanel untuk distribusi pesan, dan penambahan kapasitas untuk penyampaian  pesan, serta  pelibatan audiens secara langsung kedalam proses penyampaian pesan yang memunculkan suatu bentuk komunikasi interaktif. Di dalam proses komunikasi yang serba digital ini membuat manusia lebih fleksibel untuk menentukan isi dari pesan yang mereka sampaikan. Tujuan media ini adalah mempermudah segala kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi, saat media itu hadir maka secara langsung ataupun tidak langsung pola pikir manusia menjadi masyarakat media yang terjadi secara terus menerus. 

4.                  Pada tahapan kajian yang pertama oleh Park (1922) tentang media dan komunitas dapat dilihat dari pembaca surat kabar, masyarakat pedesaan yang lebih menyukai membaca berita lokal dari daerahnya sedangkan masyarakat kota lebih menyukai membaca berita luar daerahnya. 
     Janowits (1952) menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mempelajari komunitas dan media, dan menekankaan pada struktur suatu komunitas dan menghubungkannya dengan koran lokal. Lalu Jenowits menemukan bahwa integritas suatu komunitas dan tingkat partisipasi didalamnyta berhubungan dengan perhatian seseorang terhadap koran lokal. Penggunaan  alat-alat elektronik ini pada komunikasi  adalah  dalam berbagai cara  sebuah perkembangan  pada teknologi cetak -  mesin cetakan  dan   teknologi media - diperkenalkan  sebuah  dekade  awal tahun 1960an  ketika budaya dan group politik membentuk surat kabar mereka sendiri (Denis dan Rivers , 1974).

     Publikasi buku mengenai internet dan aspek masyarakat meledak sejak publikasi Benedikt's (1991) Cyberspace: Fist Step. Rangkaian volume disunting oleh Jones pada komunitas maya, budaya  virtual  dan tingkat penelitian internet  sebagai kontribusi dasar, seperti halnya volume baru-baru ini yang berjudul Communities in Cyberspace  (Smith dan Kollock 1999).

5.              Virtual Community adalah komunitas yang di dalamnya berisikan orang-orang yang berkomunikasi bukan di dunia nyata melainkan berkomunikasi melalui dunia maya dan memiliki tujuan tertentu. Virtual Community menggunakan internet sebagai alat mereka dalam berkomunikasi.  Adanya virtual community ini juga sebagai tempat bagi seseorang untuk mencoba-coba merasakan dirinya dengan identitas yang baru. Mereka yang di dunia nyata mungkin sangat tempramen dan emosional namun ia bisa membalikkan hal tersebut di dunia maya, ia bisa berubah menjadi seseorang yang sangat cerdas dan bijaksana.

6.           Van Dijk  mencetuskan empat karakteristik yang ia katakan  untuk semua komunitas, yang memiliki anggota, merupakan sebuah organisasi  sosial, bahasa dan pola-pola interaksi, dan sebuah budaya  dan  identitas umum. Karakteristik ini  kemudian digunakan   untuk membandingkan komunitas  virtual dengan kehidupan nyata atau apa yang  ia lebih sukai disebut dengan komunitas ‘organic’. Banyak virtual community dapat dibentuk dengan  ikatan kuat diantara para anggota mereka, didasarkan pada waktu dan ruang, dan merefleksikan sebuah keanggotaan yang homogenous/homogen. Antara Organic Community dengan Virtual Community berbeda dari masing-masing karakteristik mereka, hanya sama pada bagaimana mereka berinteraksi yaitu secara verbal.

      Fungsi komunitas dan media pada saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Tidak hanya dalam meluasnya bidang penggunaan media tetapi jangkauan dan kecepatannya pun sudah sangat berkembang pesat dibandingkan saat riset tersebut dilakukan. Media saat ini dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, komunitas berbagai hobi, game online, dll. Peranan komunitas dan media saat ini sangat besar untuk dunia karena 80% kehidupan di dunia saat ini sudah bergantung pada internet.


Senin, 12 Desember 2011

IKLAN TELEVISI KERAP LANGGAR ETIKA

Kita sering menjumpai sebuah brand menawarkan produknya, Iklan merupakan bentuk pesan untuk mendorong, membujuk publik tertarik kepada barang atau jasa yang ditawarkan. Iklan diberitakan melalui sebuah media, dimana media merupakan hal yang dekat dengan publik.

Sekarang ini sudah ada Etika Pariwara Indonesia, namun etika masih belum sepenuhnya jadi panduan pembuat iklan dan pengiklan, masih saja banyak pelanggaran yang dilakukan oleh brand produk dalam membuat iklannya. Berikut ini adalah hasil pengamatan saya yang menganalisa iklan yang ada di televisi. Beberapa iklan di televisi ini diduga melanggar kode etik yang tertulis dalam EPI. Iklan yang saya anggap melanggar etika pariwara adalah iklan produk shampo “HEAD AND SHOULDERS”.